JUDISM
mari mewarnai dan memaknai hidup...
Minggu, 13 Mei 2012
Tetap bertahan dalam panggilan-Nya
Kamis, 16 Februari 2012
Keberanian untuk taat dan setia
Kisah Daniel diawali dengan kisah penjajahan Babel – saat itu dipimpin oleh Nebukadnezar – terhadap Yehuda pada masa pemerintahan Yoyakim. Sejarah perjalanan bangsa Israel ataupun Yehuda diwarnai dengan berbagai hal yang mengecawakan Allah. Sebagai umat pilihan Allah, mereka melakukan banyak kesalahan, tentu hal ini sangatlah kontradiktif dengan status mereka itu. Setiap kesalahan tentu ada konsekuensinya. Maka bagi Israel – dan dalam hal ini Yehuda – penjajahan dan pembuangan adalah suatu konsekuensi yang perlu mereka tanggung itu. Pada masa itu, kerajaan Yehuda dihancurkan dan seluruh masyarakat ditawan. Salah satu yang ditawan adalah Daniel. Diceritakan dalam pasal 1 Daniel bersama dengan 3 orang temannya yaitu Hananya, Misael, dan Azarya yang nantinya mereka ini diberi nama lain. Kemudian mereka dibawa ke istana untuk bekerja di dalam istana.
Daniel ini beserta tiga temannya tadi merupakan orang-orang muda. Dalam kemudaan mereka inilah mereka mengalami semua ini. Mengalami penjajahan, pembuangan, ditawan tapi diambil untuk kerja di kerajaan. Kenapa? (pasal 1 ayat 4). Bahkan Daniel terpilih menjadi orang-orang kepercayaan Raja. Ini menjadi tanda bahwa Daniel, juga tiga orang tadi memiliki jiwa yang professional. Ia sudah dipercaya bekerja di kerajaan berarti harus bekerja benar-benar, bertanggung jawab dan setia. Daniel menunjukkan kesetiannya kepada negara. Tidak mungkin seseorang dberi tanggung-jawab yang besar dalam pekerjaan kalau dia tidak setia. Tapi, karena etos kerjanya yang luar biasa, karena kecakapannya dalam bekerja teman-temannya dalam pemerintahan benci kepada Daniel dan berusaha untuk menghancurkan karirnya. Sama saja dengan di Indonesia, iri sama keberhasilan orang lain jadi main sikut-sikutan, saling menjatuhkan. Ternyata hal seperti itu sudah ada dari dulu ya, makanya gak heran kalau banyak yang begitu jaman sekarang ini. Cara mereka menghancurkan Daniel tadi sudah kita lihat di perikop yang kita baca. Daniel tidak boleh berdoa atau memohon kepada siapapun kecuali Raja. Daniel pada titik ini diperhadapkan dengan sebuah godaan., cobaan, imannya sedang digoyahkan, sedang diuji.
Dari kisah Daniel ini, kita dapat mendapati meskipun Daniel yang telah diangkut ke kerajaan yang tidak mengenal Allah mereka, mereka tetap mempertahankan iman dan kepercayaan mereka. Mereka tidak ingin menyangkal apa yang telah mereka imani, meskipun raja dan para pengikutnya telah mencobai mereka agar mereka menyangkal iman percayanya itu.Namun ketaatan dan kesetiaan yang mereka miliki itu telah memberikan mereka suatu upah yang besar. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego juga telah membuktikan kesucian, kesetiaan dan ketaatan mereka pada Allah. Keselamatan pun kemudian mereka dapatkan. Dapat kita lihat di akhir perikop yang kita baca tadi, Daniel memperoleh kedudukan yang tinggi di dalam pemerintahan. hal yang sama juga dapat kita lihat pada kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Pada akhirnya kita dapat temukan mereka juga memperoleh kedudukan yang tinggi.
Memang tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan kekayaan, kedudukan. Tetapi yang mau saya sampaikan kepada kita semua adalah setia dan taat kepada Allah itu tidaklah sia-sia. Allah tidak akan melupakan kesetiaan dan ketaatan kita, bahkan Ia akan menganugerahkan keselamatan-Nya kepada kita, berkat-Nya kepada kita. Apa saja yang kita dapatkan? Biarlah Allah yang mengaturnya. Melalui firman Tuhan ini kita sebagai pemuda diingatkan agar berani untuk tetap setia dan taat. Daniel, Sadrach Mesakh dan Abednego telah menunjukkan kesetiaannya dan ketaatannya kepada Allah sejak mereka muda. Kesetiaan dan ketaatan itu mereka tunjukkan secara konsisten. Hal ini penting. Iman dan percaya kita perlu ditunjukkan secara berani dan juga konsisten.
Melalui teladan yang kita lihat dari Daniel, juga Sadrach, Mesakh dan Abednego kita dipanggil untuk menjadi pemuda yang berani untuk setia dan taat kepada Allah. Janganlah kita kalah oleh segala hal yang dapat menggoyahkan iman dan percaya kita kepada Allah yang senantiasa memelihara kehidupan kita. Amin.
Selasa, 15 November 2011
Pneumatologi Tao
Agama Tao merupakan salah satu agama yang muncul dan berkembang di benua Asia khususnya wilayah Asia Timur. Agama ini muncul berasal dari seseorang bernama Lao Tzu yang diperkirakan lahir kira-kira tahun 640 SM. (Huston Smith, 2001: 231) Tidak banyak yang diketahui mengenai sosok Lao Tzu ini karena nama Lao Tzu sendiri memiliki arti lebih kurang adalah “Sang Guru Tua”. Hal ini menunjukkan bahwa nama ini merupakan sebuah gelar penghormatan yang diberikan pada dirinya. Di kemudian hari Lao Tzu menulis sebuah buku yang diberi judul Tao Te Ching yang berarti “Jalan Kebenaran. Di dalam buku inilah disampaikan dasar bagi seluruh pemikiran Tao. (Huston Smith, 2001: 232).
Salah satu konsep yang ada di dalam agama Tao adalah Ch’i. Menurut Kamus Besar Bahasa China-Indonesia kata Ch’i berarti gas, udara, nafas, semangat, jiwa. (Pustaka Bahasa Asing, 1995: 673) Sedangkan menurutk Lee kata Ch’i memiliki makna yang sama dengan kata “ruah” dalam bahasa Ibrani dan “pneuma” dalam bahasa Yunani. Makna yang sama juga ditemukan di dalam kata “prana” dalam bahasa Sansekerta yang berarti nafas – dalam hal ini nafas kehidupan. (Jung Young Lee, 1996: 96) Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ch’i dapat diartikan sebagai nafas, angin, roh atau jiwa. Tidak hanya itu, Ch’i juga memberikan kehidupan dan memelihara kehidupan manusia di dalam dunia.
Memahami, bukan sekadar menaati
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pasti tidak asing dengan kata menaati dan memahami. Kalau kita lihat dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata menaati itu berasal dari kata “taat” yang berarti patuh, tunduk atas apa yang diperintahkan. Sedangkan kata memahami punya kata dasar “paham” yang berarti mengerti benar akan sesuatu. Suatu ketika, saya pernah berpergian dengan menggunakan ojek motor dan di dalam perjalanan tersebut kami melewati sebuah perempatan jalan yang lampu lalu lintasnya sedang berwarna hijau. Seketika nyala lampu lalu lintas itu berganti menjadi warna kuning.
Selasa, 19 Juli 2011
Mama
by: IL Divo
Mama, thank you for who I am
Thank you for all the things I'm not
Forgive me for the words unsaid
For the times I forgot
Mama remember all my life
You showed me love, you sacrificed
Think of those young and early days
How I've changed along the way [along the way]
And I know you believed
And I know you had dreams
And I'm sorry it took all this time to see
That I am where I am because of your truth
And I miss you, yeah I miss you
Mama forgive the times you cried
Forgive me for not making right
All of the storms I may have caused
And I've been wrong, Dry your eyes [dry your eyes]
Cause I know you believed
And I know you had dreams
And I'm sorry it took all this time to see
That I am where I am because of your truth
And I miss you, I miss you
Mama I hope this makes you smile
I hope you're happy with my life
At peace with every choice I made
How I've changed along the way [along the way]
Cause I know you believed in all of my dreams
And I owe it all to you, Mama
Senin, 18 Juli 2011
Moses, From Zero to Hero
Kalau kita membaca Kitab Keluaran atau mendengar Kitab Keluaran apak yang langsung muncul di benak kita? Tentu yang kita ingat adalah penyelamatan umat Israel oleh Allah dari perbudakan di Mesir. Kita ingat bahwa orang-orang Israel ditindas di Mesir, salah satunya adalah ketika Firaun memerintahkan para bidan seperti Sifra dan Pua untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir dari perempuan Ibrani. Namun rencana itu gagal. Tidak sampai di situ, ternyata Firaun masih belum puas. Ia kemudian menyuruh orang untuk melemparkan semua anak laki-laki yang lahir ke dalam sungai. Tentu dengan harapan bahwa anak-anak laki-laki itu akan hanyut, tenggelam dan mati.
Selain itu, yang kita ingat dari kisah ini juga adalah sang pahlawan yang muncul. Sang pahlawan yang disebut “penyelamat dari air”. Itulah Musa yang kemudian menjadi pahlawan bagi bangsa Israel keluar dari penindasan bangsa Mesir.
Kejadian 2: 1-10 membicarakan bagaimana Musa lahir. Bukan mengenai proses kelahirannya, tetapi bagaimana keadaan saat Musa dilahirkan. Musa lahir di tengah-tengah kondisi yang dapat dikatakan kurang beruntung. Kita dapat coba bayangkan jika anak kita lahir di tengah-tengah keadaan perang misalnya, keadaan tidak kondusif, berbahaya bahkan mengancam keselamatan anak kita yang baru lahir. Bukan mustahil kita akan sedih. Kita akan bertanya-tanya, mengapa anak kita harus lahir di tengah-tengah kondisi seperti itu.
Mungkin saja hal itu juga dirasakan oleh Yokhebed, ibu Musa. Sebagai ibu tentu ia tidak tega anaknya yang baru dilahirkannya harus diambil dan dibuang ke sungai untuk dibunuh.
Rabu, 31 Maret 2010
PASKA, bukan PASKAH
Selama ini kita salah dalam menyebutkan kata ini. Kita selalu menyebutnya dengan PASKAH padahal seharusnya PASKA, tanpa huruf ‘h’ dibelakangnya. Paska berasal dari kata Latin Paschalis. Bahasa Yunaninya adalah Paskha sedangkan bahasa Ibraninya adalah Pesakh yang artinya “melewatkan” dan dengan makna “melewatkan. Pesakh merupakan sebuah perayaan keagamaan dalam sejarah Israel dimana bangsa Israel mengenang peristiwa lepasnya mereka dari perbudakan. Bangsa Israel merayakan hal ini dengan penuh makna misalnya dengan makan roti tak beragi, penyembelihan hewan kurban. Nah, kata pesakh hendak menjelaskan peristiwa yang pernah dialami oleh bangsa Israel.
Lalu, mengapa kata ‘pesakh’ ini diterjemahkan menjadi paskah? Terjadi kekeliruan dalam menerjemahkan kata ini. Akhiran kata ‘pesakh’ adalah ‘kh’, sehingga seharusnya diterjemahkan menjadi paskha atau paska. Entah mengapa sekarang banyak orang yang menyebutnya paskah.